saptoda

Monday, October 02, 2006

Third Secret of Fatima
(Translated by Saptoda)

"I write in obedience to you, my God, who command me to do so through his Excellency the Bishop of Leiria and through your Most Holy Mother and mine. "After the two parts which I have already explained, at the left of Our Lady and a little above, we saw an Angel with a flaming sword in his left hand; flashing, it gave out flames that looked as though they would set the world on fire; but they died out in contact with the splendor that Our Lady radiated towards him from her right hand: pointing to the earth with his right hand, the Angel cried out in a loud voice: 'Penance, Penance, Penance!'. And we saw in an immense light that is God: 'something similar to how people appear in a mirror when they pass in front of it' a Bishop dressed in White 'we had the impression that it was the Holy Father'. Other Bishops, Priests, men and women Religious going up a steep mountain, at the top of which there was a big Cross of rough-hewn trunks as of a cork-tree with the bark; before reaching there the Holy Father passed through a big city half in ruins and half trembling with halting step, afflicted with pain and sorrow, he prayed for the souls of the corpses he met on his way; having reached the top of the mountain, on his knees at the foot of the big Cross he was killed by a group of soldiers who fired bullets and arrows at him, and in the same way there died one after another the other Bishops, Priests, men and women Religious, and various lay people of different ranks and positions. Beneath the two arms of the Cross there were two Angels each with a crystal aspersorium in his hand, in which they gathered up the blood of the Martyrs and with it sprinkled the souls that were making their way to God.".../THIRD SECRET/... VIS 000626 (380)

“Saya menuliskan surat ini sesuai kehendak Mu, ya Tuhan, melalui Yang Mulia Uskup Leiria dan melalui Bunda Mu dan Bundaku yang Tersuci “Setelah saya menjelaskan dua pesan yang diberikan, di sebelah kiri Bunda Kita, agak sedikit ke atas, kami melihat seorang Malaikat dengan pedang menyala-nyala di tangan kirinya; berkila2uan, serta mengeluarkan nyala api seolah-olah akan membumihanguskan dunia; akan tetapi nyala api itu padam saat menyentuh kesemarakan cahaya yang terpancar dari tangan kanan Bunda Kita yang tertuju ke arah malaikat itu; sembari mengarahkan telunjuknya ke bumi, Malaikat itu berseru dengan suara nyaring: “Bertobatlah, bertobatlah, bertobatlah!” Dan kami melihat cahaya yang besar sekali yang dari Tuhan: yaitu “seperti ada orang yang muncul dari dalam cermin “ seorang Uskup berjubah putih, nampaknya beliau adalah Bapa Suci. Para Uskup lain, Pastor, pria dan wanita kaum beriman tengah berjalan mendaki sebuah gunung yang curam, di mana di atasnya berdiri sebuah Salib besar dari sebatang pohon dengan kulit berduri yang dipotong kasar; sebelum sampai ke tempat itu, Bapa Suci melewati sebuah kota besar yang sebagian hancur dan sebagian lagi hampir roboh dengan langkah gemetar, diliputi kepedihan dan kesedihan, Bapa Suci mendoakan jiwa2 dari mayat2 yang ditemuinya di sepanjang jalan; sesampainya di puncak gunung, sambil berlutut di bawah Salib Besar itu, Bapa Suci dibunuh dengan berondongan peluru dan anak panah oleh sekelompok tentara, nasib yang sama juga dialami para Uskup lain, Pastor, pria wanita kaum beriman, dan berbagai kaum awam dengan pangkat dan kedudukan yang berbeda. Di bawah kedua lengan Salib, ada dua orang Malaikat yang berdiri membawa tempat kristal untuk menampung darah para Martir dan menggunakannya untuk memerciki jiwa2 yang sedang menuju kepada Tuhan.”

1 Comments:

  • saya snang membaca tulisan anda tentang hal-hal rohani. bolehkah saya berkenalan dengan anda lebih lanjut? saya juga pernah membuat blog di blogger tetapi saya tidak tahu cara mempromosikannya. bisakah anda membantu saya dalam hal ini?

    Fr. Gerry

    By Blogger GERRY da FLOREZ, at 2:39 AM  

Post a Comment

<< Home